Kamis, 26 Mei 2016

WACANA PERGANTIAN KAPOLRI {MENCARI HOEGENG BARU}

MENCARI HOEGENG BARU
Melihat acara talk sow ditelevisi wacana pergantian kapolri, dengan judul mencari HOEGENG BARU Membandingkan rekaman ulang kapolri  HOEGENG dijaman Pak Harto, saya yang hanya tahu lewat tayang ulang, saya bertanya dalam hati apa benar benar terjadi, kalau dibandingkan sekarang sungguh takjub bagai malaikat, tapi itu nyata dijaman Pak Harto Pak HOEGENG namanya manusia lagi, manusia biasa, sekarang ada lagi malaikat2 dikepolisian polisi pemulung dan polisi tukang tambal ban, itu malaikat apa lagi cari sensasi apa ketidak berdayaannya tapi tetap kita angkat topi kita hargai kita puji minimal dia tidak korupsi, secara umum citra polisi kurang baik kasihan polisi yang baiknya, yakin dari sekian ribu polisi ada yang baiknya.seangkatan  Pak Badrudin haiti saya masih yakin baik baik ada juga mungkin yang kurang baiknya saya kurang hapal lulusan tahun berapa,tapi setahu saya dari tahun angkatan 2005 seangkatan keponakan saya jadi polisi jadi bintara polisi waw sampe sekarang mungkin tahun sebelumnya sudah menjadi rahasia umum jadi polisi selain koneksi juga pakai uang, saya miris dinegri ini, anak anak bangsa yang potensial yang lebih cerdas yang lebih brilian yang harusnya jadi polisi yang handal malah tersisiakan menjadi mubajir gara gara seleksi yang kurang afair kurang bener {sekarang sudah menjadi rahasia umum jadi polisi jadi tentara harus punya sekian ratus juta rupiah} tolong siapa yang akan membenahi negeri ini kalau bukan kita semua kita semua yang berkompeten dibidangnya mulai sadar diri,terlalu berat kalau semua dibebenkan pada Pak Jokowi, harapan orang banyak, banyak, berharap kepada pundak beliau.
Sekarang anak sekolah merasa buat apa menjadi pintar buat apa belajar mati matian pada akhirnya harus kecewa ketika dihadapkan pada kenyataan pintarnya tidak berguna karna kalah uang.
Saya meragukan kemampuan polisi karena jelas yang menjadi Polisi bukan yang terpintar bukan yang paling baik, contoh jelas kasus sengkon dan karta orang yang tidak melakukan kejahatan dipenjara bertahun tahun. ada lagi setelah menghukum orang bertahun tahun eh pelaku aslinya mengaku dikemudian hari saya yakin yang menangani kasus ini bukan lulusan terbaik, saya masih ingat di kasus CECAK DAN BUAYA tayangan di Metro tv Kapolri Hendarso.danuri dengan komisi tiga dia bilang anak buah saya bekerja dengan fropesional kalau dia bersalah, silahkan adili dipengadilan umum bahwa Bibit samat Candra menyalahgunakan wewenang mengeluarkan surat cekal tanpa sidik lidik, mencabut cekal tanpa sidik lidik,..eh,.. belakangan ketahuan surat cekalnya bikinan percetakan senen alias palsu bukan asli dari KPK.
Sekarang yang lagi hangat hangatnta kematian Mirna salihin pembunuhnya jelas orang yang cerdas, kalau polisinya kalah cerdas, bisa jadi akan menghukum orang atau membebaskan orang yang tidak semestinya .
Jadi mohon maaf, kalau mau mencari SEOGENG yang baru ibaratnya bagai mencari jjarum di jerami.
Pak Jokowi bapak lah besar harapan kami tolong nanti kalau melantik kapolri yang baru cari yang sanggup memberantas penerimaan anggota kepolisian dengan cara uang seleksilah benar benar cari yang terbaik anak Negri ini, kalau memang jaringan nya sudah begitu kuat, tidak akan sampe bubar Negara kan, bila sampe harus membubarkan negara gara gara polisi tidak mau memperbiki diri mari kita rame rami pindah ke negri dongeng, Wasalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar