ISTANA DIATAS AWAN
Dongeng ini harapan penulis, juga semoga menghibur para pembaca, cerita dongeng ini hanya ilustrasi harapan, mengharap setelah dibaca orang banyak akan menjadi harapan bersama, selanjutnya menjadi doa bersama menghantarkan harapan itu.
Dikisahkan dalam cerita ini, ada seorang raja yang adil jujur tegas dan bijaksana. Begitulah Negeri Itu, punya seorang Raja yang bijaksana dan mempunyai seorang Hakim yang Juga menjunjung tinggi keadilan, kebenaran memang sesuatu yang harus dijunjung tinggi, seorang Raja yang adil saja tidak cukup tanpa mempunyai Hakim yang jujur.
Awal kisah Diruang sidang
Seorang Hakim sedang memimpin sebuah sidang, dimana dua orang Sedang mencari keadilan atas kepemilikan Sesuatu yang menurut keduanya merasa berhak, tentu Saja Salah Satu darinya ada yang berbohong, si pembohong dengan segala upaya, didorong oleh keinginan yang kotor, keserakahan, kepicikan, dengan segala kepintaranya berusaha untuk memanipulasi, Sehingga secara kasat mata tampak meyakinkan. Sehingga Hakim sulit untuk menjatuhkan putusannya. Sang Hakim tidak mau gegabah Karena merasa bertanggung jawab atas keadilan, selanjutnya menyerahkan kepada pimpinan tertinggi, Seorang Raja yang diangap sangat tegas dan adil , Sang Hakim membawa perkara ini kehadapan Raja.
Dongeng ini harapan penulis, juga semoga menghibur para pembaca, cerita dongeng ini hanya ilustrasi harapan, mengharap setelah dibaca orang banyak akan menjadi harapan bersama, selanjutnya menjadi doa bersama menghantarkan harapan itu.
Dikisahkan dalam cerita ini, ada seorang raja yang adil jujur tegas dan bijaksana. Begitulah Negeri Itu, punya seorang Raja yang bijaksana dan mempunyai seorang Hakim yang Juga menjunjung tinggi keadilan, kebenaran memang sesuatu yang harus dijunjung tinggi, seorang Raja yang adil saja tidak cukup tanpa mempunyai Hakim yang jujur.
Awal kisah Diruang sidang
Seorang Hakim sedang memimpin sebuah sidang, dimana dua orang Sedang mencari keadilan atas kepemilikan Sesuatu yang menurut keduanya merasa berhak, tentu Saja Salah Satu darinya ada yang berbohong, si pembohong dengan segala upaya, didorong oleh keinginan yang kotor, keserakahan, kepicikan, dengan segala kepintaranya berusaha untuk memanipulasi, Sehingga secara kasat mata tampak meyakinkan. Sehingga Hakim sulit untuk menjatuhkan putusannya. Sang Hakim tidak mau gegabah Karena merasa bertanggung jawab atas keadilan, selanjutnya menyerahkan kepada pimpinan tertinggi, Seorang Raja yang diangap sangat tegas dan adil , Sang Hakim membawa perkara ini kehadapan Raja.
DIRUANG ISTANA
Sang Hakim dengan segala kehati hatianya menyerahkan perkara kehadapan Raja sidang pengadilan dibawa keistana.
HAKIM : Mohon ampun paduka, dengan Segala kemampuan dan pengetahuan hamba, juga dengan melihat bukti dan saksi saksi keduanya, sangat sulit buat hamba untuk memutuskan perkara ini
RAJA : Baiklah,…diantara kalian pasti ada yang berbohong, yang berani berbohong didepan Raja Hukumanya sangat berat, ku beri waktu,..sekalipun sudah berbohong didepan Hakim, akan ku ampuni bila mau jujur didepan Raja sekarang,……
Ruangan jadi sunyi. Kedua pihak yang berperkara tidak memberikan jawaban.
RAJA : Baiklah kesempatan sudah diberikan,…. Karena keduanya merasa berhak, demi keadilan, kuputuskan untuk di bagi dua dengan rata, yang menolak keputusan dianggap menentang Raja, akan dihukum seberat beratnya.
PIHAK 1 : Paduka yang mulia sungguh paduka Raja yang adil, hamba terima putusan lni.
PIHAK 2 ; Mohon ampun Paduka,.!!!...Hamba ingin sekali menjunjung tinggi keputusan Paduka,……tapi rasanya hati hamba berat sekali merelakan barang milik sendiri dibagi dua,..mohon paduka,..periksa kembali…..
RAJA ; Artinya menentang putusan raja,…..
PIHAK 2 ; Ampun Paduka,.sama seklali tidak berani, hanya merasa keberatan,….
RAJA ; Akan lebih berat menerima hukuman yang kuberikan……..
PIHAK 2 ; Hanba yakin yang mulia Raja maha bijaksana,….
RAJA : Baiklah,… Hakim!!!.. segera barang itu kembalikan pada pihak ke dua tanpa berkurang Sedikitpun,….hukum pihak kesatu ini, yang berani besumpah palsu didepan pengadilan.
Akhirnya pengawal istana menyeret pihak kesatu, membawanya keruang hukuman, Hakim meminta maaf kepada pihak kedua, dan memberikan barang yang jadi perkara, dengan tidak kurang sedikitpun.
DIRUANG PERISTIRAHATAN RAJA.
Seseorang dengan perawakan yang mungil, cebol dengan wajah yang lucu dan mengenaskan, sedang memijit kaki Sang Raja, Raja tampak menikmati pijatan si lengser, (Lengser itu semacam bujangnya, atau pesuruh kerajaan). Raja terlentang sambil menyanggah kepalanya dengan tangan kanannya, badanya agak miring memperhatikan kakinya yang sedang dipijit
.
RAJA : Lengser!!!,… Kau kemana Saja selama ini,…..bagaimana keadaan negri ini
Rakyatku,…petani, pedagang,….pejabat negri, apakah antar mentri masih saing cekcok sendiri, apakah tukang ojeg sudah pada akur, para supir taxi beres, masihkah setia mengabdi patuh padaku,....Bagaimana keadaan ekonomi mereka,..apa masih ada rakyatku yang kelaparan, seperti apa Pandangan rakyat tentang aku,…masihkah kau menjadi mata mata dan telingaku dengan baik,….
LENGSER : Ampun paduka,. Adakah hal yang sangat penting hingga mengundang ke keistana…….
RAJA : Sudah lama Sekali kau tidak menampakan batang hidungmu, Kepentingank kepentingan Rakyat semua,…menjadi penting atau tidak setelah mendengar Laporanmu,….
LENGSER : Haruskah hamba laporkan satu persatu hingga hal sekecil apapun,………
RAJA : Itulah gunanya kau kujadikan telik sandi (lengser) kerajaan,.Persoalan akan menjadi Berat ketika masih kecil dibiarkan……..
LENGSER : Maaf paduka,.. ada pepatah mengatakan,…bayangan lebih hitam dari aslinya,…….
RAJA : Itu kenyataan, bukan pepatah, tapi boleh boleh,..apa maksudnya,……
LENGSER : Pemimpin sebaik apapun kalau bayangan Paduka, bawahan paduka banyak yang melakukan tindakan yang tidak terpuji pemimpin yang kena getahnya,
Pejabat negri ini dari pusat Sampai tinggkat kabupaten, melakukan kebohongan,. kejujuran dinegri ini sudah menjadi sesuatu Yang langka, keluhuran nilai mengalami kemunduran, hampir disemua lini, apa yang kasat mata, semua menjadi Semu,….
RAJA : Separah itukah,…Contoh kongkritnya apa,….
LENGSER : Eeemm,,….
RAJA : Ya,.. aku mengerti, untuk impormasi ini, imbalanya, kau boleh mencicipi semua masakan dapur Istana,..selain isi perut apalagi yang membuatmu senang,…..
LENGSER : Ditambah Kekebalan diplomatik, bebas pergi kepenjuru kerajaan,…..
RAJA : Itu Cap kerjaan jangan sembarangan dikeluarkan, kecuali keadaan darurat, kalau kau berbuat negatip akan kubtalkan kekebalanmu
LENGSER : Hamba mulai dari yang Sangat pital pital sekali,..Contohnya,..Sektor pendidikan,…. Ujian Nasional Pengawasanya diupayakan guru guru dari sekolah lain mengawasi Sekolah lain,…eeeh guru setempatnya kucing kucingan memberikan jawaban, takut anak didiknya tidak lulus, takut dianggap Sekolahnya tidak berhasil, alhasil pinternya semu, begitu jadi dokter salah menjumlah Takaran obat, bukanya orang sembuh malah mati, untungnya urusan mati katanya urusan Takdir, ahirnya nilai mutu kita semakin mundur. Contoh lagi,..guru guru sekolah dasar diharuskan sekolah lagi, harus lulus S1,.. yang rajin berangkat kuliah tidak lulus lulus, eeh yang jarang kuliah tapi karna punya sekian juta, sekali Ujian langsung lulus, jadilah kepala sekolah, yang S1 Nya semu. Contoh lagi,…penerimaan calon tentara, calon anggota polisi, calon abdi Negara, sudah menjadi rahasia umum, sekian ratus juta lewat koneksi orang dalam dijamin jadi polisi dijamin jadi tentara, sarat ketentuan hanya menjadi pormalitas, bagaimana mutu tentara kita,!!..kualitas makin mundur. begitu mendapat tugas, Sibuk mencari orang pintar (dukun),..supaya namanya tidak tercantum dalam panggilan tugas.…Polisi!!!, begitu jadi Polsi Sabet sana sabet sini supaya balik modal,..ahirnya harga damai tilang naik menjadi lima puluh ribu,..pembuatan SIM menjadi lebih mahal dari ketentuan kerajaan,….Semua proyek di tingkat kabupaten, dipotong Sana dipotong sinih, yang mengerjakan kebagian enem puluh lima persen, dengan dana enam puluh lima persen, pengen untung, bisa dibayangkan pengerjaanya asal asalan, pengawasan tidak berguna karena ikut menikmati mutunya!!!??, Enam bulan sudah hancur,. anggaran keraaan kurang terus, pemborosan terus menerus, karna harus menganggarkan kembali pekerjaan yang mestinya 10 – 20 th, Baru dianggarkan kembali.
RAJA : Hmm,…pantesan kerajaan kita tidak bisa maju…….lalu apa lagi…..
LENGSER : Dipenerimaan pajak, banyak konsultan pajak yang bekerja sama dengan Pemilik perusahaan memanipulasi angka nominal pajak yang harus dibayarkan,..Di pusat mark up nya Lebih fantastics
RAJA : Kamu punya usul,….
LENGSER : Ampun paduka,…orang seperti hamba salah bicara bisa masuk penjara,…saksi pelapor berbalik dituduh mencemarkan nama baik, harusnya tertangkap tangan,...
RAJA : Menurutku angin yang berhembus didalam celana, {kentut} walau tidak Sedap bisa menyelamatkan Orang dari kematian,..gelombang angin badai ditengah samudra tidak juga menjamin orang harus Mati….
LENGSER : Hehe,…apa artinya paduka,…hamba tidak bisa mencerna maksudnya,…
RAJA : Haruskah aku menjelaskan kepadamu!!! Kalau kau tak mengerti ya sudah!!..(dengan nada Tinggi)….
LENGSER : Ampun paduka,…(Serta merta si Lengser melepaskan pijitannya langsung mendekapkan Kedua tangan didepan dadanya sambil menunduk takut)
RAJA : Kalau punya usul ya katakana saja, jangan menyindirku,.. aku yang bertanya tak mungkin masuk penjara,….maksudkuuu,..kadang perlu mendengarkan suara orang kecil untuk ke seimbangan sesuatu yang besar,…
LENGSER : Bagaimana kalau Paduka setiap mengangkat sumpah pejabat baru, dengan kalimat begini :
DEMI ALLOH AKU BERSUMPAH KALAU AKU MEAKSANAKAN TUGAS BERBUAT SALAH TIDAK JUJUR DIKUTUK BISUL DIJIDAT KALAU TIDAK SUNGGUH SUNGGUH BERSUMPAH BIAR BISUL DIKEPALA
RAJA : Ha,.. ha,…Mana mungkin aku akan menghukum semua pegawai yang bisulan
dijidat,…..bagaimana Kalau bisulan, tapi orang itu orang jujur,….ha,.ha,..ha,..
LENGSER : Tuhan maha adil,.apa susahnya bagi tuhan bikin bisul atau menghilangkan bisul, Tuhan Maha tahu mana yang harus bisulan dan mana yang tidak,…katanya tuhan tidak akan merubah nasib satu kaum kalau kaum itu sendiri tidak Merubahnya,……
kalau sumpah jabatan itu diterapkan, Paduka merubah para pejabat untuk tidak
bisul dikepala,….. Atau disetiap sumpah jabatan kalau dia tidak jujur harus disebutkan akibatnya,
Sangsinya, jangan hanya demi tuhan.
RAJA : Hhmm,..ucapan raja adalah undang undang,..tapi kalau aku semena mena, bisa bisul
Dikepala,…bagaimana caranya untuk membuktikan para mentriku terbukti bersalah…
LENGSER : Hamba punya ide,….Paduka sediakan saja satu tempat, penuhi dengan semua makanan Yang enak enak, semua macam buah buahan yang terbaik yang ada di negri ini,….
RAJA : Apa maksudmu,…untuk apa,…
LENGsER : Untuk kusantap dan kuhabiskan untuk persediaan selama tujuh hari tujuh malam,..Tuanku Bolehkah hamba mendekat untuk berbisik,..(Raja mengangguk tanda setuju}.
Lengser mendekati Raja lalu membisikan sesuatu ditelinga Raja
RAJA : Hhmm,….Di otakmu isi perut dan isi perut melulu….
LENGSER : Paduka umumkan Saja,…dengan segala kesaktianku,..aku akan membangun istana yang Megah di atas awan,……(Raja mangut mangut tanda setuju).
DI RUANG TAMU RUMAH MENTRI
Terjadi pembicaraan hangat antara Mentri dan seorang konglomerat, hanya empat mata.
MENTRI : Prosedurnya memang harus ditempuh,… ikuti saja aturanya,..
K.LO MERAT : Ya,..ya,..pasti,..ini Pa,..saya mau menyampaikan ini,.. kwitansi pembelian Sebuah Rumah di kawasan yang cukup asri, atas nama Bapak,.sertifikatya sedang diurus,…
Si Konglomerat menyodorkan kwitansi pada sang Mentri, Sang Mentri menatap si konglomerat lalu memperhatikan angka kwitansi, tertera anggka yang menggiurkan, perlahan menerima kwitansi, ada senyum kecil menghiasi wajahnya.
MENTRI : Dua setengah M. kaya apa Rumahnya yah,?…
K.LO MERAT : Kapan ada waktu kita lihat bersama sama,..
MENTRI : Tapi proyek itu terkait keMentrian lain lho,….itu sertifikatnya jangan atas nama saya,..kagak Enaklah,…..
K.LO MERAT : Asal bapak sudah oke yang lain ikut,….minggu depan kita kumpul di Bali sama Pak Dirjen, Apa Bapak berangkat sendiri,.. apa,..Bapak juga mengutus Pak Dirjennya saja,….
MENTRI : Wah,..Saya ketinggalan kereta nih,….
DI SEBUAH PILA MEWAH
Di vailiun vila ada bercengkrama tigga orang, satu Pejabat Negrl, satu taipan cina, satu lagi gadis cantik bertubuh sintal berkulit putih tinggi Semampai.
P. NEGRI : Pa Abun,.dari mana tahu Saya disini,….saya Sengaja menjauh dari keramaian masih saja Ada yang tahu,….
ABUN : Aduh Susah sekali pengen ketemu Bapak, Saya dapat inpormasi dari ajudan Bapak,…
P. NEGRI : Pa Abun jangan coba coba menyuap saya,..Maaf kita berteman tapi jangan saling Memampaatkan,….Pa Abun tahu Saya kan !!
ABUN : Mana berani saya,…Saya tahu Bapak oramg yang jujur, kita tidak usah bicara
soal proyek, Kita Bicara sebagai dua orang laki laki dewasa ha,..ha,…
P. NEGERI : Pa Abun bagaimana,..kita kan bertiga,…
ABUN : Oh ya, saya lupa,.. kenalkan ini,.namanya Santy,…(Sigadis menyodorkan tangan Sambil senyum menggoda)…Ini anaknya kenalan Saya, kasihan dia butuh kerjaan, dia butuh biaya menghidupi keluarganya, katanya sih masih gadis,…Santiiii kasih no HP.mu pasti Pa Mentri ini punya banyak koneksi,…(P. Negri menatap lekat lekat sambil menggeleng kecil terpesona kecantikan sigadis)
Si Gadis menuliskan no Hpnya, begitulah cara cara kegigihan orang orang pengusaha dengan berbagai cara mendekati para Pejabat tinggii, tidak bisa dengan uang, dengan wanita, praktek begini sudah mewabah di kerajaan ini, istilahnya menekuk lipat tiga “ta” (Harta, Tahta wanita)
DI RUANGAN PERTEMUAN KERAJAAN
Dengan mempertimbangkan usulan si Lengser Raja mengadakan pertemuan, hadir semua para mentri, juga hakim agung, di suatu tempat disebuah panggung kecil duduk seseorang dengan perawakan cebol mungil (Lengser kerajaan) ditengah tengah gelimangnya makanan masakan yang Serba lezat serta berbagai macam buah buahan, dia duduk begitu khusu seperti sedang bermeditasi.
RAJA : Salam sejahtera untuk kita semua,..hari ini sengaja aku mengundang semua pejabat tinggi Negri untuk mengumumkan satu Rencana mega proyek yang spektakuler, yang paling Megah yang pertama kali terjadi didunia ini, Aku punya Lengser kerajaan yang sagat sakti.
Dengan segala kesaktianya dia akan membangun Sebuah Istana yang sangat Megah diatas Awan, Istana itu akan selesai dalam waktu tujuh hari tujuh malam,… apakah kilengser sudah siap,…(semua yang hadir menoleh kearah panggung dimana Si Lengder duduk)
LENGSER : Siap Paduka,..dengan syarat, makanan ini harus Selaluu penuh dan semakin
lezat,………
RAJA : Baiklah kita kembali tujuh hari kemudian menyaksikan hasil karya si Lengser,…
Begitu Raja dan para mentri meninggalkan ruangan, silengser tertawa ngekek sambil segera meraup makanan yang ada seklilingnya, menikmatinya dengan suka cita.
TUJUH HARI KEMUDIAN
Raja menghampiri si Lengser yang terus mengunyah makanan, belum lagi makanan itu ditelan habis, sudah memasukan kembali makanan, begitulah gaya makan si lengser
RAJA : Apakah trikmu ini akan berhasil,…jangan sampai aku rugi segini banyak makanan,….
LENGSER : Jangan lupa waktu mengundang para Mentri melihat Istana diatas awan harus ada Hakim Agung ,..sebagai saksi
RAJA : Aku mengerti ,…
DI ALUN ALUN KERAJAAN
Tujuh hari tlah beralu Hari pertama untuk menyaksikan Istana di atas awan, yang pertama diberi kesempatan Mentri keuangan, rombongan kecil, Raja, Mentri keuangan, Hakim Agung juga si Lengser, sudah sampai di Alun alun, tiba tiba si Lengser menghentikan langkahnya.
LENGSER : Paduka,.. hampir lupa satu Sarat lagi,…..Istana diatas awan yang megah ini hanya akan terlihat jelas oleh orang yang berjiwa bersih dan jujur,..(si Lengser kembali
melanjutkan Langkahnya, dan Semua mulai mendongak memperhatikan keatas melihat awan)
RAJA : Nikmatilah kapan lagi menyaksikan keajaiban ini,….
M. KEUANG : Menakjubkan Sekali sungguh maha karya yang indah,…(Matanya menyapu
semua awan yang tampak, hatinya kecewa dan penasaran Istana itu tidak ada, sang Mentri berpur pura melihat demi menutupi kesan bahwa dia bukan orang yang tidak jujur)
Hanya hakim Agung yang tampak tidak ceria wajahnya menunduk lesu, pucat dan tampak bersalah, tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya, Raja meliriknya dengan sudut mata, Raja juga memperhatikan sang Mentri keuangan yang sedang mendongak, seolah mengagumi Sesuatu yang indah.
RAJA : Sdr Mentri ,…boleh meninggalkan kami barang kali ada keperluan lain,..
M KEUANG : Segera undur diri yang mulia,…(wajahnya tampak gembira segera jauh dari situasi ini) Sepeninggal Mentri keuangan, Hakim Agung langsung berlutut dihadapan Raja, Sang Raja menatap lekat memperhatikan penuh haru dan bangga, Raja tidak kuat menahan keharuanya hingga berbalik membelakangi Hakim Agung yang sedang berlutut.
RAJA : Bangunlah,….(Hakim Agung tambah ketakutan melihat sikap Raja yang membelakanginya)
H. AGUNG : Ampun paduka, hamba sungguh tidak tahu kesalahan apa yang telah hamba perbuat,. hingga hamba tak mampu melihatnya, hamba patut dihukum yang mulia,…
(Dihati sang hakim keras mengoreksi diri kenapa dia tidak bisa melihat Istana diatas awan)
RAJA : Sudahlah,…dilain hari mungkin akan dapat melihatnya,….(Raja merasa bangga punya Hakim yang jujur)
Begitulah tersiar kabar bahwa Raja punya Istana baru diatas awan yang dibangun dalam tujuh hari tujuh malam yang hanya bisa terlihat sama orang yang baik dan jujur.
DI ALUN ALUN KERAJAAN
Di hari kedua Sekarang giliran Mentri Pembangunan, diiringi hakim Agung, Raja, juga Si Lengser, mendongak menatap awan yang berarak diatas alun alun kerajaan, hati mentri pembangunan kecewa, diatas awan tidak tampak apapun tapi dia segera betingkah seolah melihat sesuatu yang menakjubkan, demi menghilangkan kesan dia orang tidak jujur.
RAJA : Nikmatilah keajaiban hasil karya kasaktian si Lengser,…..
M PEMBA : Luar biasa,…kesaktiamu,…apakah Istana itu dapat ditempati,…..
LENGsER : Hanya orang yang baik dan jujur yang bisa mengijak Istana itu,….
M PEMBA : Sunguh aku ingin menikmati tidur diatas awan,…(hatinya miris jangankan naik keatas awan melihatnyapun tidak mampu),….
Kembali yang tampak bersedih wajah hakim agung, kali ini juga masih belum dapat melihatnya, dia merasa heran kenapa Mentri Pembangunan dapat melihatnya, apakah Mentri Pembangunan lebih baik darinya, dalam hatinya berpikir keras kesalahan apa yang menghalangi penglihatanya. Begitulah hari berikutnya semua pejabat tinggi Negri diundang, Mentri Pendidikan, Mentri Kesehatan, Mentri Agama, mentri Luar Negri semua pejabat tinggi Negri berkumpul juga Hakim Agung dan siLengser
RAJA : Hari ini akan menentukan siapa kalian sebenarnya,..siapa yang bisa melihat dan
siapa yang tidak bisa melihat,...Begitulah Orang dalam kisah ini, ataupun dikehidupan nyata jarang sekali orang mengakui kelemahan kekurangan sendiri, jujur sesuatu yang susah dilakukan, bohong sudah kebiasaan, bohong kesatu akan ditutupi kebohongan berikutnya.
M KESEHATAN : Apakah itu pintunya dilapisi emas murni,..atau,..kesaktianmu tiada tara,….
M PENDIDIKAN : Wah itu lantai marmernya serasi dengan warna cat dindingnya,.. sungguh,. mengagumkan
M LUAR NEGRI : Aku biasa keliling ke Negri tetangga baru kali ini aku melihat Istana semegah ini,…
M AGAMA : Hamba,..kurang begitu jelas,…
RAJA : Apakah Hakim Agung sudah bisa melihatnya,…..
H AGUNG : Ampun Paduka,…sampai hari ini Hamba tidak dapat melihat apa apa,….
Hati para Mentri yang hadir terkesiap, hatinya pada kecut demi mendengar jawaban sang Hakim Agung, tidak menyangka, Hakim agung berani menerima resiko dicap orang yang tidak jujur, Wajah para Mentri mulai Nampak pucat, mulai berpikir kebohongannya kemunapikanya bisa terungkap.
RAJA : Hakim Agung Kalau begitu umumkan akan ada reshuffle ,……
Berkata begitu Raja langsung meninggalkan para Mentri, ke esokan harinya terjadi pergantian para mentri, para Mentri yang lama, tidak bisa mengelak mereka melakukan pembuktian kesalahan sendiri di depan Hakim Agung didepan hukum itu sendiri.
DIRUANG RAJA
Hakim Agung sedang menghadap Raja ditemani si Lengser
H. AGUNG : Ampun Paduka Hamba menghadap, titah apa lagi yang harus Hamba laksanakan,…
RAJA : Umumkan ke Hakim bawahanmu untuk mengganti sumpah jabatan dengan kalimat
DEMI TUHAN AKU BERSUMPAH DENGAN SUNGGUH SUNGGUH BILA DALAM BERTUGAS SENGAJA BERBUAT SALAH /TIDAK JUJUR, MAKA DIKUTUK BISUL DIJIDAT, BILA TIDAK SUNGGUH SUNGGUH BERSUMPAH JUGA BISUL DIKEPALA
Di Negeri manapun akan lebih baik kalau mempunyai Hakim - Hakim yang baik dan jujur.
JANGAN BERSUMPAH DIHADAPAN ORANG LAIN TAPI JUJURLAH PADA DIRI SENDIRI

Tidak ada komentar:
Posting Komentar