Kalau kita
bertindak tidak hati-hati akibat buruk yang kita dapat kalau sampai melibatkan
orang banyak bisa dibayangkan akibat apa yang akan terjadi maka dari itu para
penyelenggara negara harus bersikap waspada dan bijaksana ,KEPOLISIAN,
KEHAKIMAN, MUI, Kalau salah bertindak kehancuran negara dan pandangan keagungan
agama itu sendiri taruhannya, tapi nilai agamanya tidak akan kurang
sedikitpun.
PENISTAAN
AGAMA, tidak ada yang bisa menistakan agama, Firman Tuhan maha benar adanya tidak
akan menjadi nista nilainya tetap agung dan benar untuk petunjuk kepada
umatnya, Terasa ternistakan merasa tersinggung, karena pikirannya terbawa emosi atas
dasar batas pemahamannya. Tentang tafsir, tafsir yang belum mencapai pemahaman
yang hakiki ,akan menimbulkan selisih paham, karena tafsirnya belum maksimal,
hakiki, bisa menutupi tujuan keluhuran
yang terkandung dalam ayatnya itu sendiri, dan akan menimbulkan ketidakharmonisan, contoh, ini yang sedang terjadi JANGAN MEMILIH PEMIMPIN YANG
KAFIR BERARTI YANG ISLAM tafsir kafirnya
yang belum ketemu hakikinya, mari belajar bersama, menurut saya KAFIR DAN ISLAM
IBARAT DUA SISI MATA UANG. Kalau kafir ya tidak islam, kalau islam ya tidak
kafir, lalu yang islam yang bagaimana, menurut ayatnya lagi KAN KUJADIKAN
MANUSIA UNTUK MENYEMBAH KEPADAKU AKAN KUJADIKAN KHALIFAH DI BUMI, untuk mewakili
mengejawantahkan sifat sifat Tuhan dalam perbuatan sehari hari, Maha benar,
Maha adil, Maha bijaksana, jujur, amanah, tidak berbohong, penuh kasih sayang,
akur dengan sesama, tidak membenci orang, tidak merugikan orang lain, tidak menyakiti
orang lain, tidak makan rejeki yang bukan haknya, saling membantu orang lain, membuat
kemaslahatan bagi orang lain itulah syariat diturunkan Allah melalui Rosulnya
supaya kita bisa mengejawantahkan mewakili keadaan Allah sifat sifat Allah
sehari hari dalam perbuatan, kalau sudah mampu mengejawantahkan sifat sifat
tuhan sehari hari, itulah yang sudah bisa bersahadat berarti mencapai islam, menjadi
islam bukan hanya mengucap dua khallimah sahadat, serta menjalankan syariatnya,
tapi diwujudkan dalam perbuatan, kalau syaratnya mengucapkan dua khalimah
syahadat menjadi islam bagaimana bagi orang yang gagu ga bisa sahadat ga bisa menjadi
islam, orang gagu bisa menjadi islam asal bisa mengejawantahkan sifat sifat
Tuhan dalam perbuatan sehari hari, orang gagu bisa berbuat baik walaupun tidak bisa
mengucap syahadat, saya mendapat pelajaran dari guru ngaji saya KAFIR itu
urutanya ada llima belas, kafir yang paling berat yang tidak percaya tuhan,
yang tidak amanah saya lupa urutan yang keberapa, bohong, makan hak orang lain,
suka membenci orang lain, jadi pejabat sewenang wenang, tidak tahu lupa urut
urutanya, jadi dua sisi mata uang kalau bohong ya kafir kalau menghasut orang ya
kapir tidak islam, kalau sudah islam ya tidak kafir, lalu kalau yang pakai
sorban jenggotnya panjang sudah pasti isllam, belum tentu kadang kadang masih
suka menghasut orang, lalu yang sering
rajin kemesjid, ceramahnya pinter, sudah berhaji, puasanya rajin, sudah
berjakat, apa jaminan ini sudah islam, belum menjamin, itu baru menjalan kan
syariat, siapa tahu sembahyangnya tidak khusu, siapa tahu jakatnya Ria, siapa
tahu hajinya pakai duit bukan haknya, sekali lagi tafsir kafirnya ketemukan dulu
hakikinya, bagi yang gembar gembor mencari pemjmpin yang tidak kafir, bagus
sekali mulia sekali memang tujuan ayat itu supaya umat terjamin kemaslahatanya,
tapi jangan hanya karena beda keyakinan hakikikan dulu kacamata tafsirnya
supaya menjadi orang yang ber syariat islam yang islami, kita memang belajar terus
menjadi islami supaya islam ini menjadi RAHMATAN LIL ALLAMIN kallau kita
sedikit saja isllami insya alloh akan ketemu kedamaian tidak ada yang demo.
damai di hati damai dijalanan, isllam itu kedamaian, siapa bilang islam perlu
di bela sok banget pengin ngebela islam Alloh yang jaga islam akan mulia dengan
sendirinya, kenapa saya beri judul bukan membela islam tapi menghancurkan orang
yang mengaku islam, maaf saya kasih contoh tentang salah tapsir yang lain yang
sering membuat perpecahan membuat kurang harmonis antar umat sering merasa
benar sendiri, ada ayat kurang lebih begini HANYA UMAT ISLAMLAH HANYA ORANG
ISLAMLAH YANG DIJAMIN MASUK SURGA karna tapsir hakikinya belum sampai jadilah
merasa yang paling dibela alloh, mengucapkan takbir ALLAH HU AKBAR
menghancurkan barang orang lain merusak fasilitas umum, agama yang lain seolah
olah salah, padahal kata islam yang dimaksud yang sudah bisa mengejawantahkan
sifat2 Tuhan dalam perbuatan sehari hari, MULIA ITU EJA WANTAH KEADAAN ALLAH,
kalau kita khalipah alloh mewakili alloh kita menjadi mulialah sehari hari,
Kanjeng Nabi Muhamad, namanya muhamad ucapannya muhamad, prilakunya Muhamad,
ucapan hatinya prilakunya segala tindak tanduknya sesuai namanya Muhamad. Muhamad
itu kata sifat, dalam bahasa arab muhamad artinya mulia, mulia dalam bahasa
indonesia kata sifat yang menggambarkan paling tinggi, dalam bahasa arab MUHAMAD
kata sifat yang paling tinggi. Kalau kita beriman kepada Aayat AlQur an kita di suruh menjadi wakilnya
disuruh menjadi khalifahnya berarti kita dituntut menjadi adil, bijaksana dan
seluruh siffat sifat Tuhan kedalam perbuatan sehari hari, itulah bersahadat
dalam rukun iman syahadat mempunyai kedudukan tertinggi rukun yang pertama,
korupsi, menghasut, benci orang, makan yang bukan haknya, sewenang wenang,
tidak jujur, menyakiti orang lain, merugikan orang lain, itu melanggar sahadat
alias kafir. Baru rajin menjalankan syariat saja sudah merasa paling islam
padahal itu hanya sarana untuk mencapai islam, sembahyang yang khusu zakat yang
iklas menahan nafsu mengendalikan nafsu dengan latihan berpuasa, itu semua
kalau tidak batal, kalau tidak ria, maka
lihatlah dalam perbuatan sehari hari, kalau masih sanggup menghasut orang
batalah sembahyangnya batalah fatehahnya menghasut orang bukan jalan yang
lurus, kalau masih kawin sirih/ poligami tanpa izin istri tua batalah puasanya
sebab tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya juga menyakiti istri pertamanya
kalau masih menyakiti orang lain kita masih kafir untuk menjadi islam susahnya
seperti ungkapan meniti dijembatan sirotol mustakim/jalan lurus, bagaikan meniti sehelai rambut yang dibelah
tujuh dan tajamnya lebih dari pedang , saking susahnya menjadi islami, dibalik
susahnya ada jaminan surga menanti.
Maha benar
Allah dengan segala Firmanya, Firmannya memilih pemimpin harus yang sudah
mengejawantahkan sifat sifat Alloh dalam sehari hari, bijaksana, adil, jujur,
tegas, amanah kasih sayang, semoga
Rahmat ALLAH otomatis turun kepada orang orang yang berpikir positif
Ammiiinnn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar