Jumat, 14 Oktober 2016

DEMO MEMBELA ISLAM APA MENGHANCURKAN ISLAM

Kalau kita bertindak tidak hati-hati akibat buruk yang kita dapat kalau sampai melibatkan orang banyak bisa dibayangkan akibat apa yang akan terjadi maka dari itu para penyelenggara negara harus bersikap waspada dan bijaksana ,KEPOLISIAN, KEHAKIMAN, MUI, Kalau salah bertindak kehancuran negara dan pandangan keagungan agama itu sendiri taruhannya, tapi nilai agamanya tidak akan kurang sedikitpun.  
PENISTAAN AGAMA, tidak ada yang bisa menistakan agama, Firman Tuhan maha benar adanya tidak akan menjadi nista nilainya tetap agung dan benar untuk petunjuk kepada umatnya, Terasa ternistakan merasa tersinggung, karena pikirannya terbawa emosi atas dasar batas pemahamannya. Tentang tafsir, tafsir yang belum mencapai pemahaman yang hakiki ,akan menimbulkan selisih paham, karena tafsirnya belum maksimal, hakiki, bisa  menutupi tujuan keluhuran yang terkandung dalam ayatnya itu sendiri, dan akan menimbulkan ketidakharmonisan, contoh, ini yang sedang terjadi JANGAN MEMILIH PEMIMPIN YANG KAFIR  BERARTI YANG ISLAM tafsir kafirnya yang belum ketemu hakikinya, mari belajar bersama, menurut saya KAFIR DAN ISLAM IBARAT DUA SISI MATA UANG. Kalau kafir ya tidak islam, kalau islam ya tidak kafir, lalu yang islam yang bagaimana, menurut ayatnya lagi KAN KUJADIKAN MANUSIA UNTUK MENYEMBAH KEPADAKU AKAN KUJADIKAN KHALIFAH DI BUMI, untuk mewakili mengejawantahkan sifat sifat Tuhan dalam perbuatan sehari hari, Maha benar, Maha adil, Maha bijaksana, jujur, amanah, tidak berbohong, penuh kasih sayang, akur dengan sesama, tidak membenci orang, tidak merugikan orang lain, tidak menyakiti orang lain, tidak makan rejeki yang bukan haknya, saling membantu orang lain, membuat kemaslahatan bagi orang lain itulah syariat diturunkan Allah melalui Rosulnya supaya kita bisa mengejawantahkan mewakili keadaan Allah sifat sifat Allah sehari hari dalam perbuatan, kalau sudah mampu mengejawantahkan sifat sifat tuhan sehari hari, itulah yang sudah bisa bersahadat berarti mencapai islam, menjadi islam bukan hanya mengucap dua khallimah sahadat, serta menjalankan syariatnya, tapi diwujudkan dalam perbuatan, kalau syaratnya mengucapkan dua khalimah syahadat menjadi islam bagaimana bagi orang yang gagu ga bisa sahadat ga bisa menjadi islam, orang gagu bisa menjadi islam asal bisa mengejawantahkan sifat sifat Tuhan dalam perbuatan sehari hari, orang  gagu bisa berbuat baik walaupun tidak bisa mengucap syahadat, saya mendapat pelajaran dari guru ngaji saya KAFIR itu urutanya ada llima belas, kafir yang paling berat yang tidak percaya tuhan, yang tidak amanah saya lupa urutan yang keberapa, bohong, makan hak orang lain, suka membenci orang lain, jadi pejabat sewenang wenang, tidak tahu lupa urut urutanya, jadi dua sisi mata uang kalau bohong ya kafir kalau menghasut orang ya kapir tidak islam, kalau sudah islam ya tidak kafir, lalu kalau yang pakai sorban jenggotnya panjang sudah pasti isllam, belum tentu kadang kadang masih suka menghasut orang, lalu  yang sering rajin kemesjid, ceramahnya pinter, sudah berhaji, puasanya rajin, sudah berjakat, apa jaminan ini sudah islam, belum menjamin, itu baru menjalan kan syariat, siapa tahu sembahyangnya tidak khusu, siapa tahu jakatnya Ria, siapa tahu hajinya pakai duit bukan haknya, sekali lagi tafsir kafirnya ketemukan dulu hakikinya, bagi yang gembar gembor mencari pemjmpin yang tidak kafir, bagus sekali mulia sekali memang tujuan ayat itu supaya umat terjamin kemaslahatanya, tapi jangan hanya karena beda keyakinan hakikikan dulu kacamata tafsirnya supaya menjadi orang yang ber syariat islam yang islami, kita memang belajar terus menjadi islami supaya islam ini menjadi RAHMATAN LIL ALLAMIN kallau kita sedikit saja isllami insya alloh akan ketemu kedamaian tidak ada yang demo. damai di hati damai dijalanan, isllam itu kedamaian, siapa bilang islam perlu di bela sok banget pengin ngebela islam Alloh yang jaga islam akan mulia dengan sendirinya, kenapa saya beri judul bukan membela islam tapi menghancurkan orang yang mengaku islam, maaf saya kasih contoh tentang salah tapsir yang lain yang sering membuat perpecahan membuat kurang harmonis antar umat sering merasa benar sendiri, ada ayat kurang lebih begini HANYA UMAT ISLAMLAH HANYA ORANG ISLAMLAH YANG DIJAMIN MASUK SURGA karna tapsir hakikinya belum sampai jadilah merasa yang paling dibela alloh, mengucapkan takbir ALLAH HU AKBAR menghancurkan barang orang lain merusak fasilitas umum, agama yang lain seolah olah salah, padahal kata islam yang dimaksud yang sudah bisa mengejawantahkan sifat2 Tuhan dalam perbuatan sehari hari, MULIA ITU EJA WANTAH KEADAAN ALLAH, kalau kita khalipah alloh mewakili alloh kita menjadi mulialah sehari hari, Kanjeng Nabi Muhamad, namanya muhamad ucapannya muhamad, prilakunya Muhamad, ucapan hatinya prilakunya segala tindak tanduknya sesuai namanya Muhamad. Muhamad itu kata sifat, dalam bahasa arab muhamad artinya mulia, mulia dalam bahasa indonesia kata sifat yang menggambarkan paling tinggi, dalam bahasa arab MUHAMAD kata sifat yang paling tinggi. Kalau kita beriman kepada  Aayat AlQur an kita di suruh menjadi wakilnya disuruh menjadi khalifahnya berarti kita dituntut menjadi adil, bijaksana dan seluruh siffat sifat Tuhan kedalam perbuatan sehari hari, itulah bersahadat dalam rukun iman syahadat mempunyai kedudukan tertinggi rukun yang pertama, korupsi, menghasut, benci orang, makan yang bukan haknya, sewenang wenang, tidak jujur, menyakiti orang lain, merugikan orang lain, itu melanggar sahadat alias kafir. Baru rajin menjalankan syariat saja sudah merasa paling islam padahal itu hanya sarana untuk mencapai islam, sembahyang yang khusu zakat yang iklas menahan nafsu mengendalikan nafsu dengan latihan berpuasa, itu semua kalau tidak batal, kalau tidak ria,  maka lihatlah dalam perbuatan sehari hari, kalau masih sanggup menghasut orang batalah sembahyangnya batalah fatehahnya menghasut orang bukan jalan yang lurus, kalau masih kawin sirih/ poligami tanpa izin istri tua batalah puasanya sebab tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya juga menyakiti istri pertamanya kalau masih menyakiti orang lain kita masih kafir untuk menjadi islam susahnya seperti ungkapan meniti dijembatan sirotol mustakim/jalan lurus,  bagaikan meniti sehelai rambut yang dibelah tujuh dan tajamnya lebih dari pedang , saking susahnya menjadi islami, dibalik susahnya ada jaminan surga menanti.

Maha benar Allah dengan segala Firmanya, Firmannya memilih pemimpin harus yang sudah mengejawantahkan sifat sifat Alloh dalam sehari hari, bijaksana, adil, jujur, tegas, amanah kasih sayang, semoga  Rahmat ALLAH otomatis turun kepada orang orang yang berpikir positif Ammiiinnn.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar